
Dunia sedang menghadapi perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya; perubahan iklim yang terjadi begitu cepat dalam satu masa hidup manusia. Tidak ada satu pun aspek kehidupan yang bebas dari ketidakpastian yang menyertai perubahan iklim Bumi. Tidak terkecuali sektor bisnis. Semakin banyak perusahaan yang bertransisi ke arah bisnis net zero seiring dengan semakin banyaknya pionir di sektor bisnis yang menyadari bahwa perubahan iklim dan segala bencana yang disebabkannya adalah ancaman yang berdampak langsung ke segala sisi bisnis. Bencana lingkungan, seperti cuaca hujan ekstrem dan banjir, dapat berdampak merusak pada fasilitas hingga tenaga kerja suatu bisnis. Sumber daya bisnis, seperti beberapa jenis produk agrikultur dan energi, terancam karena resiliensi yang rendah terhadap cuaca ekstrem. Perubahan lingkungan tak terduga menciptakan perubahan regulasi dan politik yang membuat bisnis dapat menghadapi tantangan penyesuaian. Net zero adalah mengurangi gas rumah kaca dan/atau memastikan bahwa emisi yang dihasilkan ke atmosfer bumi seimbang dengan yang diserap kembali. Istilah ini semakin sering digaungkan di sektor bisnis dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan adanya pertumbuhan kesadaran akan nilai penting prinsip dan target net zero. Perusahaan kini menyadari bahwa tanpa partisipasi aktif, batas suhu pemanasan global di 1,5 derajat Celcius bisa saja dilampaui. Jika hal itu terjadi, akan ada konsekuensi tinggi yang harus dibayar perusahaan dan pelaku bisnis. Latar belakang ini yang memfaktori semakin banyaknya perusahaan internasional aktif terlibat dalam gerakan global untuk mengurangi emisi karbon. Ini termasuk sektor swasta, yang juga menjadi kunci dalam menggiring dunia menuju net zero. Dengan semakin terlibatnya Indonesia dalam gerakan net zero, saatnya sektor swasta masuk ke dalam dinamika adaptasi perubahan iklim dan berkomitmen mengambil langkah aksi yang nyata dan terukur. Partisipasi ini tidak hanya menjamin keberlanjutan perusahaan, namun juga mendorong Indonesia untuk mencapai target global dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Para pemimpin dunia kini menyadari pentingnya ekosistem bisnis yang adaptif, baik untuk menghadapi perubahan alam maupun perubahan perilaku konsumen yang menuntut produk-produk ramah lingkungan. Pembuat kebijakan, investor, hingga pasar telah mengadopsi regulasi bisnis yang memprioritaskan lingkungan, seperti kewajiban sertifikat hijau kepada eksportir oleh negara-negara importir, persyaratan penggunaan energi terbarukan di wilayah-wilayah tujuan investasi oleh investor, dan penghentian pemberian pembiayaan kepada industri tinggi CO2 oleh lembaga investasi. Memulai perjalanan Anda menuju Net Zero tidak harus rumit. Dengan kerangka kerja dan rencana aksi yang terdefinisi dengan baik, perusahaan Anda akan siap bersaing dalam ekosistem bisnis global. Dalam waktu dekat, Indonesia akan menjadi bagian dari ekosistem bisnis net zero global. Mengambil langkah cepat untuk bergabung dalam gerakan besar ini akan menjadi keputusan yang menguntungkan bagi perusahaan swasta, mengingat perkembangan inisiatif net zero regional, terutama bagi sektor swasta, yang saat ini masih terbilang berada di tahap awal. Hal ini difaktori gap antara kesadaran isu dan pengambilan tindakan. Sebagai bagian dari sektor swasta Indonesia, perjalanan perusahaan Anda dalam berkomitmen untuk net zero akan didampingi oleh Net Zero Hub, sebuah inisiatif oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) yang hadir untuk mendorong bisnis Indonesia ke dalam ruang net zero global. PIMPIN EKOSISTEM BISNIS MENUJU NET ZERO
OPERASI
SUMBER DAYA
REGULASI
APA ITU NET ZERO ?
MENGAPA NET ZERO ?
MENUJU NET ZERO
MENUJU EKOSISTEM BISNIS YANG BERKELANJUTAN:
KADIN NET ZERO HUB
MITRA NET ZERO HUB